Kalau yang dimasukkan ke dalam paket parcel bukan produk makanan tentunya tidak begitu khawatir, hanya saja kebutuhan masing-masing orang tentunya berbeda. Bila parcel makanan yang akan dikirimkan, biasanya jarang yang dikonsumsi langsung karena makanan-makanan yang ada selama lebaran tentunya masih cukup banyak. kadang parcel baru dibuka setelah lebaran lewat 1-2 minggu. dan praktis parcel hanya menjadi hiasan saja sepanjang minggu pertama lebaran, tentu saja budaya memamerkan parcel ini yang cenderung saat ini banyak terjadi. Semakin banyak parcel yang didapat semakin tinggi prestige penerimanya mungkin.
Bagi distributor Produk Makanan, tentu saja saat ini saat yang tepat untuk “membuang” beberapa produk mereka yang selama ini tersimpan manis di gudang. Bagi pemburu produk murah (agar harga parcel menjadi mahal) tentu saja hal ini bisa menjalin kerjasama yg baik diantara keduanya. Distributor dan pengusaha parcel. Seyogyanya kita harus lebih hati-hati dalam memilih parcel untuk di berikan kepada handai taulan, ataupun menerima parcel baik secara fisik terhadap produk makanan yang diterima, maupun secara lahiriah karena ada maksud tertentu dibalik kiriman parcel tersebut.
Alangkah tepatnya jika “Parcel Lebaran” kita ganti dengan kebutuhan yang bermanfaat bagi si penerima, semisal sembako (gula, mentega, tepung dll) daripada produk kue, kacang atau permen yang hanya akan dikonsumsi dalam hitungan detik. dan yang lebih tepat lagi adalah membagi parcel lebaran kepada orang yang tepat semisal anak yatim, kaum dhuafa dan orang-orang tua. Bukan kepada pejabat pemerintah.
beneR bGt tuH thN kmRn gw borong parcel,,,emang c harganya murah tp ada beberapa jenis produk udah kadaluarsa walaupn baru kadaluarsa tp tetep aza rugi...
untungnya kemaren gak dapet parsel,,jadinya gak kecolongan kayak gini,,hehehe...
Bisnis Parcel yang kadaluarsa...
Sama saja bisnis gendeng
INI JUGA IDE PARCEL LO BUN SILAHKAN DILIHAT LIHAT DI WWW.KERANJANGANYAM.COM